Bahasa R Part#5 - Penggunaan Fungsi dan Vector dalam Bahasa R
Tutorial Hari Ini:
Pengantar dan Persiapan Awal
Menggunakan Fungsi (Function) R
Menggunakan Vector R
Pembahasan Materi Berikutnya
Penutup
[1] "Alpukat" "Chery" "Durian" "Mangga" "Lengkeng"
Penjelasan gambar untuk praktek:
Pengantar dan Persiapan Awal
Menggunakan Fungsi (Function) R
Menggunakan Vector R
Pembahasan Materi Berikutnya
Penutup
Pengantar dan Persiapan Awal
Hi sahabat geriatama, tutorial hari ini yang akan dipelajari merupakan inti dari pengolahan dan analisis data menggunakan Bahasa R. Dalam pengolahan data atau menganalisis suatu data, R menyediakan fungsi-fungsi (Function) dasar dan strtuktur data (Data Structure) seperti Vectors, Lists, Matrics, Arrays, Data Frame, dan Factor.
Pada fungsi bawaan dari R yang paling sering digunakan adalah Fungsi c(). Huruf C merupakan singkatan dari concatenate yang digunakan untuk menghubungkan ke jenis-jenis struktur data (Data Structure) fungsi c() inilah yang paling sering digunakan untuk mengolah data dengan R. Sahabat geriatama, yang perlu dipersiapkan lagi selain antar muka dengan R Script juga dapat menggunakan antar muka Visual Studio Code yang saat ini banyak digunakan. Untuk menginstall Visual Studio Code dapat membaca pada link dibawah ini. Pengaturan R pada Visual Studio Code, caranya pindahkan atau klik kursor ke Extention, selanjutnya pada search ketik R kemudian akan tampil install R selanjutnya diklik untuk melakukan proses instalasi pada Visual Studio Code.
Baca juga: Install Visual Studio Code...
Penggunaan Function Bahasa R
Penggunaan function atau fungsi dalam pemrograman bahasa R, merupakan blok code yang hanya berjalan ketika dipanggil. Fungsi-fungsi pada R terdiri dari dua jenis, antara lain:
- Pertama, fungsi-fungsi bawaan yang telah disediakan pada lingkungan R.
- Kedua sebuah fungsi dapat dibuat sendiri oleh pengguna.
Menggunakan Fungsi-fungsi Dasar R
Menggunakan atau mengoperasikan fungsi dasar(bawaan) yang disediakan pada Lingkungan R, pengguna dapat secara langsung memanggil fungsi tersebut.
Aturan penulisan:
VarX<- c(untaian data)
namaFungsi(VarX)
Keterangan:
»VarX, merupakan sebuah variabel yang menampung "untaian data".
»<- , merupakan sebuah simbol operator penugasan.
»c singkatan dari concatenate (diisi untaian data), merupakan sebuah fungsi penghubung(c) dan didalam kurung untaian data dapat berupa tipe data seperti; string/char/text atau tipe data numeric (angka).
Pengoperasi Fungsi-fungsi Bawaan
»Fungsi setwd(), berfungsi untuk mengubah direktori kerja (working directory)
Contoh: mengubah direktori kerja "c:/tutorial/R/dasar"
setwd("c:/tutorial/R/dasar")
Hasil: akan aktif di "c:/tutorial/R/dasar"
»Fungsi getwd(), berfungsi untuk menampilkan direktori kerja yang aktif.
Contoh: menampilkan direktori kerja yang aktif.
getwd()
Hasil: akan aktif di "c:/tutorial/R/dasar"
»Fungsi sort(), berfungsi untuk mengurutkan atau menyusun ulang untaian data, baik berupa text maupun angka. Metode sorting dapat dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil (decreasing=True).
Contoh1: mengurutkan untaian data string dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil
#-- urutkan dari kecil ke besar --
buah <- c('Sirsak','Durian','Mangga','Alpukat','Chery','Lengkeng')
sort(buah)
Hasil:
[1] "Alpukat" "Chery" "Durian" "Lengkeng" "Mangga" "Sirsak"
#-- urutkan dari besar ke kecil --
buah <- c('Sirsak','Durian','Mangga','Alpukat','Chery','Lengkeng')
sort(buah,decreasing=TRUE)
Hasil:
[1] "Sirsak" "Mangga" "Lengkeng" "Durian" "Chery" "Alpukat"
Contoh2: mengurutkan untaian data numeric dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil.
#-- urutkan dari kecil ke besar --
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
sort(nilai)
Hasil: [1] [1] 55 65 70 75 80 85 90
#-- urutkan dari besar ke kecil --
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
sort(nilai,decreasing=TRUE) #-- TRUE wajib huruf kapital/besar.
Hasil: [1] 90 85 80 75 70 65 55
»Fungsi sum(), berfungsi untuk menjumlahkan bilangan.
Contoh1: menjumlahkan bilangan n= 10+20+30+40+50.
n<- c(10,20,30,40,50)
sum(n)
Hasil: [1] 150
Contoh2: menjumlahkan bilangan ke-2 + ke-5 pada n= 10+20+30+40+50.
n<- c(10,20,30,40,50)
sum(n[c(2,5)])
Hasil: [1] 70
»Fungsi getwd(), berfungsi untuk menampilkan direktori kerja yang aktif.
Contoh: menampilkan direktori kerja yang aktif.
getwd()
Hasil: akan aktif di "c:/tutorial/R/dasar"
»Fungsi data(), berfungsi untuk melihat daftar dataset yang aktif.
Contoh: menampilkan dataset yang aktif.
data()
Hasil: menggunakan antar muka RStudio, sbb:
Hasil: menggunakan antar muka Visual Studio Code, sbb:
Catatan: masih banyak fungsi-fungsi bawaan dari R yang siap untuk digunakan.
Membuat Fungsi pada R
Pada bahasa pemrograman pada umumnya untuk membuat fungsi terdapat dua jenis, yaitu: Fungsi yang mengembalikan nilai dan Fungsi yang tidak mengembalikan nilai.
Untuk fungsi yang tidak mengembalikan nilai menggunakan:
Aturan penulisan:
NamaFungsi<- function(arg1,arg2,arg3,...){
.....
}
Contoh1: sebuah fungsi dengan nama Latihan1 tidak menggunakan argumen.
Latihan1 <- function() {
print("Hello World!")
}
Hasil: [1] "Hello World!"
Contoh2: sebuah fungsi dengan nama Hello dengan menggunakan argumen.
#-- Nama file: Hello.R
setwd('C:/tutorial/R/fungsi') #mengubah direktori kerja.
Hello <- function(pesan) {
sprintf( "Hi sahabat geriatama, Selamat Belajar-> %s", pesan);
}
Hello("Bahasa R") #memanggil fungsi di RConsole.
Hasil: [1] "Hi sahabat geriatama, Selamat Belajar-> Bahasa R"
Langkah kerja pembuatan dengan RStudio.
Hasil: [1] "Hi sahabat geriatama, Selamat Belajar-> Bahasa R"
Langkah kerja menggunakan Visual Studio Code.
Catatan: silahkan sahabat semua memilih/menggunakan text editor yang digunakan.
Untuk fungsi yang mengembalikan nilai menggunakan, sbb:
Aturan penulisan:
NamaFungsi<- function(arg1,arg2,arg3,...){
.....
return(argn)
}
Contoh1: fungsi dengan nama Perkalian.R yang mengembalikan nilai fungsi
#-- File: Perkalian.R
Perkalian <- function(x) {
return (5 * x)
}
#-- Pemanggilan fungsi
print(Perkalian(5))
Hasil: [1] 25
Contoh2: fungsi dengan nama Penjumlahan.R mimiliki 2 argumen
Penjumlahan <- function(x,y) {
return (x + y)
}
#-- Pemanggilan fungsi
print(Penjumlahan(5,6))
Hasil: [1] 11
Baca juga: Pernyataan Bersyarat If dan Berulang While
Penggunaan Vector dalam Bahasa R
Apa itu Vector? Vector merupakan daftar item yang nilainya bertipe data sama, yang mana untuk menggabungkan daftar item ke vector menggunakan fungsi c() dimana c artinya concatenate dan item-itemnya dipisahkan dengan koma. Vector dapat berisi tipe data skalar seperti number, character dan logical. Penggunaan vector dalam bahasa R merupakan data array yang dapat menyimpan banyak data dalam 1 variabel serta diakses menggunakan indeks dan indeks dimulai dari angka 1 bukan 0. Insialisasi vector pada R menggunakan fungsi c().
Membuat dan Memanggil Vector
Aturan penulisan:
NamaVariabel<- c(untaian data)
Memanggil Vector:
NamaVariabel
Contoh1: sebuah vector string/character
DaftarBuah <- c('Alpukat','Chery','Durian','Mangga','Lengkeng')
selanjutnya di Run
Untuk menjalankan atau mendapatkan hasil, ketik di R Console> DaftarBuah atau di Run
Hasil:
>DaftarBuah ⏎[1] "Alpukat" "Chery" "Durian" "Mangga" "Lengkeng"
Penjelasan gambar untuk praktek:
- setelah pengetikan setwd('c:/tutorial/R/vector')tekan RUN 1x untuk mengaktifkan direktory kerja, pada akhir script baris 3 tekan RUN 1x,
- selanjutnya kursor aktif pada akhir baris 6 tekan RUN 1x,
- hasil di R Console.
Contoh2: sebuah vector dengan nilai angka (numeric).
Jumlah <- c(10,20,30,40,50)
Hasil:
>Jumlah ⏎
[1] 10 20 30 40 50
Hasil:
>Jumlah ⏎
[1] 10 20 30 40 50
Contoh3: membuat vector dengan nilai angka (numeric) secara berurutan gunakan operator :
Bil_int <- c(1:10)
Bil_int <- c(1:10)
Bil_real<- c(1.5:10)
Hasil:
>Bil_int ⏎
[1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil:
>Bil_int ⏎
[1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
>Bil_real ⏎
[1] 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5
Menampilkan Elemen Vector dan Mengganti Nilai Vector
Untuk menampilkan atau mendapatkan elemen vector tertentu dapat mengakses item vector dengan mengacu pada nomor indeksnya di dalam tanda kurung []. Item pertama memiliki indeks 1, item kedua memiliki indeks 2, dan seterusnya, sedangkan untuk mengganti atau mengubah nilai vector dapat menggunakan berdasarkan nomor indeksnya.
Contoh1: mendapatkan nilai yang ke-3
DaftarBuah <- c('Alpukat','Chery','Durian','Mangga','Lengkeng')
DaftarBuah[3]
Hasil: [1] "Durian"
Hasil: [1] "Durian"
Contoh2: mendapatkan nilai yang ke-2 dan ke-4
DaftarBuah <- c('Alpukat','Chery','Durian','Mangga','Lengkeng')
DaftarBuah[c(2,4)]
Hasil: [1] "Chery" "Mangga"
Hasil: [1] "Chery" "Mangga"
Contoh lain, bila yang dicari:
DaftarBuah[c(4,6)]
Hasil: [1] "Mangga" NA
Catatan: NA(Not Available) artinya tidak tersedia.
Contoh3: mengganti nilai vector yang ke-3 dengan Jeruk.
DaftarBuah <- c('Alpukat','Chery','Durian','Mangga','Lengkeng')
DaftarBuah[3]<- "Jeruk"
Hasil:
Hasil:
[1] "Alpukat" "Chery" "Jeruk" "Mangga" "Lengkeng"
Menghapus Nilai (Elemen) pada Vector
Untuk menghapus elemen vector atau sebuah nilai pada vektor menggunakan simbol -(minus)
didepan nilai, namaVektor<- namaVektor[-n].
Contoh: akan dihapus nilai vector yang ke-4, yaitu: Mangga
DaftarBuah <- c('Alpukat','Chery','Durian','Mangga','Lengkeng')⏎
DaftarBuah<- DaftarBuah[-4]⏎
Hasil:
[1] "Alpukat" "Chery" "Durian" "Lengkeng"
Mengetahui Panjang Vector
Untuk mengetahui panjang atau berapa banyak item yang dimiliki sebuah vector dapat menggunakan fungsi length(), sbb:
Contoh:
length(Bil_int)⏎
Hasil: [1] 10
Hasil: [1] 10
length(Bil_real)⏎
Hasil: [1] 9
Hasil: [1] 9
Mengurutkan (Sort) Vector
Untuk mengurutkan atau menyusun kembali item dalam vector berdasarkan abjad atau angka, dapat menggunakan fungsi sort(), baca kembali metode fungsi sort(), sbb:
Contoh1: mengurutkan vector data string dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil
#-- urutkan dari kecil ke besar --
buah <- c('Sirsak','Durian','Mangga','Alpukat','Chery','Lengkeng')
sort(buah)
Hasil:
[1] "Alpukat" "Chery" "Durian" "Lengkeng" "Mangga" "Sirsak"
#-- urutkan dari besar ke kecil --
buah <- c('Sirsak','Durian','Mangga','Alpukat','Chery','Lengkeng')
sort(buah,decreasing=TRUE)
Hasil:
[1] "Sirsak" "Mangga" "Lengkeng" "Durian" "Chery" "Alpukat"
Contoh2: mengurutkan vector data numeric dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil.
#-- urutkan dari kecil ke besar --
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
sort(nilai)
Hasil: [1] [1] 55 65 70 75 80 85 90
#-- urutkan dari besar ke kecil --
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
sort(nilai,decreasing=TRUE) #-- TRUE wajib huruf kapital/besar.
Hasil: [1] 90 85 80 75 70 65 55
Operasi Aritmatika Pada Vector
Operasi dasar aritmatika pada sebuah vector hampir sama dengan operasi aritmatika pemrograman yang lain, yaitu menggunakan operator +, -, *, / dan lain-lain.
Berikut penggunaanya:
Contoh1: diketahui sebuah vector x dan y masing-masing memiliki untaian nilai, sbb:
x<- c(10,20,30)
y<- c(5,5,5)
»Operasi terhadap penjumlahan(+), sbb:
x<- c(10,20,30)
y<- c(5,5,5)
Tambah<- c(x+y)
Hasil: [1] 15 25 35
»Operasi terhadap pengurangan(-), sbb:
x<- c(10,20,30)
y<- c(5,5,5)
Kurang<- c(x-y)
Hasil: [1] 5 15 25
»Operasi terhadap perkalian(*), sbb:
x<- c(10,20,30)
y<- c(5,5,5)
Kali<- c(x*y)
Hasil: [1] 50 100 150
»Operasi terhadap pembagian(/), sbb:
x<- c(10,20,30)
y<- c(5,5,5)
Bagi<- c(x/y)
Hasil: [1] 2 4 6
Contoh2: diketahui sebuah vector nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90):
»Tampilkan nilai tertinggi dari vector nilai dengan menggunakan Fungsi MAX(), sbb:
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
max(nilai)
Hasil: [1] 90
»Tampilkan nilai terkecil dari vector nilai dengan menggunakan Fungsi MIN(), sbb:
nilai <- c(70,65,55,80,85,75,90)
min(nilai)
Hasil: [1] 55
Materi Berikutnya
Penutup
Penutup
Sekian pembahasan tutorial tentang pembuatan fungsi (function) dan pengoperasian dari salah satu Data Structure yaitu Vector. Pembahasan materi selanjutnya tentang List, Matrix, Array, Data Frame dan Factor. Sekian semoga bermanfaat. Salam🙏
Posting Komentar untuk "Bahasa R Part#5 - Penggunaan Fungsi dan Vector dalam Bahasa R"
Silahkan berikan masukan / komentar yang sopan untuk penyempurnaan
Posting Komentar